Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Sistem Pendidikan Agama Islam
(PAI)
Makalah
Disusun
Guna Memenuhi Tugas
Mata
Kuliah : Perencanaan Sistem Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dosen
Pengampu : Muhammad Shobirin, M.Pd
Disusun Oleh :
Muhammad Haidarullah
1410110559
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
melakukan suatu kegiatan atau menjalankan sebuah sistem entah itu besar atau
kecil. Sebelum menjalankannya, kita diharuskan menyusun suatu rencana dimana
kita dituntuut agar kegiatan tersebut sukses atau mencapai tujuan yang
diinginkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penyusunan sebuah rencana
sebelum melaksanakan kegiatan tersebut.
Penyusunan
rencana kegiatan harus memerhatikan berbagai unsur dalam kehidupan yang dapat
memengaruhi kegiatan tersebut. Karna sebab inilah, sangat diperlukan
langkah-langkah atau tahap-tahap melakukan perencanaan. Dengan adanya
langkah-langkah dalam perencanaan, diharapkan kegiatan tersebut berjalan dengan
lancar dan dapat menjadi pembelajaran untuk kegiatan berikutnya.
Kunci
utama kegiatan perencanaan adalah proses perencanaan itu sendiri. Perencanaan
seyogyanya dilakukan dengan matang dan cermat. Dan langkah-langkah perencanaan
mampu menjadi pedoman dalam menjalankan suatu kegiatan tersebut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, dalam perencanaan sistem Pendidikan Agama Islam dapat
dirumuskan beberapa yaitu :
1. Bagaimana pengertian proses perencanaan?
2. Bagaimana pendapat tokoh tentang langkah-langkah dalam perencanaan?
3. Apa saja langkah-langkah perencanaan sistem pengajaran?
4. Apa manfaat dari adanya perencanaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Proses Perencanaan
Kata
perencanaan sistem menunjukkan sebuah rencana yang akan dilaksanakan untuk
mencapai sebuah tujuan yang tertera dalam rencana tersebut dalam sebuah sistem
yang membutuhkan sebuah proses. Kunci utama kegiatan perencanaan adalah proses
kegiatan perencanaan itu sendiri. Maka dari itu, perlu perencanaan yang matang
untuk menjalankan sistem atau proses dari perencanaan itu sendiri.
Proses
perencanaan adalah suatu cara padangan yang logis mengenai apa yang dilakukan,
bagaimana cara melakukannya dan bagaimana cara mengetahui apa yang dilakukan.
Bisa juga proses perencanaan adalah
proses yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan, namun tidak
menjanjikan atau memberi nilai-nilai tujuan, program atau arah apapun.[1]
Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah proses merupakan cara mengembangkan pengajaran yang
dilakukan secara sistematik yang didasarkan teori-teori pembelajaran dan
pengajaran yang diawali dengan analisis kebutuhan dari proses belajar, kegiatan
belajar-mengajar sampai evaluasi terhadap materi pelajaran dan
aktivitas-aktivitas pengajaran yang dilakukan oleh guru.[2]
Perencanaan
pengajaran dapat dikatakan sebagai beberapa langkah atau tahap sebelum
dilaksanakannya pengajaran yang berfikir filosofis dan mengakar tentang segala
sesuatu yang dibutuhkan atau yang ingin dicapai.
B.
Langkah-Langkah Perencanaan Menurut Para Tokoh
Dalam
proses perencanaan pendidikan (pengajaran) menurut Breive, Johnson dan Young
terdapat delapan langkah yang harus ditempuh
secara berurutan, yaitu : 1) menentukan tujuan, 2) memperkirakan
kebutuhan, 3) identifikasi sumber-sumber dan hambatan, 4) formula kinerja
tujuan dan prioritas, 5) menyusun alternatif, analisa alternatif, memilih
alternatif, 6) mengembangkan dan melaksanakan proses mencapai tujuan, 7)
evaluasi proses dan kinerja, 8)
modifikasi sistem.[3]
Sedangkan
menurut Koontz, O’Donnel dan Weihrich menyatakan bahwa pada garis besarnya
proses perencanaan terdiri dari tujuh langkah, yaitu : 1) sadar adanya masalah,
2) penentuan sasaran dan tujuan, 3) pertimbangkan
premis perencanaan, 4) identifikasi alternatif, 5) perbandingan alternatif dan
tujuan , 6) perumusan rencana pendukung (sumber), 7) rincian biaya yang
diperlukan.[4]
Middleton
dan Wedemeyer mengemukakan bahwa proses perencanaan terdiri dari lima langkah,
yaitu : 1) Analisis, merupakan unsur perencanaan yang menaruh perhatian
terhadap sistem, lingkungan sistem dan tujuan sistem. Hasil dari analisis dari
ketiga unsur perencanaan adalah pernyataan masalah yang berkaitan dengan
tujuan. 2) Strategi, perencana diminta untuk menyajikan berbagai altenatif
untuk mencapai tujuan. 3) Decision (keputusan), perencana diminta untuk
menyajikan infromasi pendukung pemilihan alternatif. 4) Action, perencana
diminta menyajikan informasi untuk memerlukan koordinasi, pengawasan dan
modifikasi. 5) Learning, merupakan suatu metode pengoprasian informasi yang
diperlukan dalam perubahan dan pengembangan.[5]
Sedangkan
Siagan mengungkapkan bahwa proses perencanaan memliki tujuh langkah yang harus
dilakukan secara berurutan, yaitu : 1) menentukan tujuan, 2) mengumpulkan data
dan informasi, 3) menganaliasa data dan informasi, 4) menentukan alternatif, 5)
memilih alternatif, 6) melaksanakan rencana dan 7) melakukan penilaian hasil
rencana.[6]
Melalui
langkah-langkah yang telah disajikan di atas bahwa perencanaan pengajaran
(pendidikan) berdasarkan pendekatan sistem. Pendekatan sistem dalam perencanaan
pengajaran tersebut terdiri dari atas langkah-langkah mengidentifikasi masalah,
kebutuhan, tujuan, hambatan, alternatif, pendekatan, analisis dan pemilihan
alternatif, pengembangan rencana, serta evaluasi dan umpan balik dalam
penetapan kebutuhan atau rencana selanjutnya (modifikasi perencanaan).
C.
Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Sistem Pengajaran
Dalam
proses perencanaan biasanya terdapat empat kegiatan utama yang dilakukan, yaitu
:
1.
Memformulasikan
tujuan,
Britton menyatakan bahwa, paradigma proses perencanaan yang baik
harus dikembangkan dari tujuan, perumusan altermatif, perkiraan hasil yang ingin
dicapai dari pelaksanaan itu.[7]
Dalam perencanaan, tujuan memberikan petunjuk untuk memilih isi
mata pelajaran, menata urutan topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam
memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran serta menyediakan
ukuran untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tujuan sekaligus merupakan
kriteria untuk menilai mutu dan efisiensi pengajaran.[8]
Dalam pendidikan, tujuan perencanaan pengajaran mengacu kepada
tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan
instruksional dan tujuan pengajaran.[9]
2.
Merumuskan
strategi, kebijaksanaan dan perincian rencana untuk mencapai keputusan,
Menurut Ackoff, tujuan adalah termasuk dalam perencanaan tingkat
strategi.[10]
Strategi merupakan penjelasan secara rinci dari tujuan dari perencanaan
pengajaran dan berisi petunjuk dalam pelaksanaan pengajaran.
Strategi pengajaran merupakan tindakan guru dalam melaksanakan
rencana pengajaran dengan menggunakan berbagai komponen pengajaran agar dapat
mempengaruhi siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka untuk mencapai
tujuan belajar dan pengajaran yang telah ditetapkan.
Pengembangan rencana strategi pengajaran dilakukan dengan membuat
model pengembangan sistem pengajaran yang merupakan kerangka dasar yang
dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran.[11]
Dalam pengambilan keputusan atau kebijaksanaan harus memerhatikan
tujuan, strategi dan petunjuk dari perencanaan pengajaran dan diharapkan dapat
mensukseskan tujuan dari perencanaan pengajaran.
3.
Membentuk
organisasi untuk melaksanakan keputusan,
Gerloff menyatakan bahwa organisasi sebagai wahana yang dapat
mempertinggi dan mengefektifkan proses manajemen yang memerlukan tujuan,
strategi dan petunjuk untuk mencapai tujuan, sedangkan kegiatan (pelaksanaan
keorganisasian) untuk menetukan tujuan (alternatif), strategi (selanjutnya) dan
petunjuk pelaksanaan.[12]
Pendapat ini dipertegas oleh Ackoff yang menambahkan bahwa
organisasi tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan .[13]
Organisasi dalam pengajaran diperlukan karena bisa menentukan hasil
sementara dari perencanaan pengajaran apakah sesuai dengan tujuan atau tidak.
Oleh karena itu, organisasi untuk mengambil keputusan sebaik-baiknya agar
perencanaan bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan.
4.
Membahas
hasil dan umpan balik untuk dijadikan penyusunan rencana selanjutnya,
Dalam pelaksanaan evaluasi juga sering muncul permasalahan, yang
kebanyakan dari komponen evaluasi itu sendiri.[14]
Pada tahap penilaian (evaluasi), perencang membandingkan perilaku nyata dengan
yang direncanakan. [15]
Apakah sistem perlu dirancang kembali atau tidak, bergantung pada besarnya
perbedaan antara yang direncanakan dengan yang ada dalam kenyataan.
Setelah tujuan dirumuskan, langkah pertama yang harus dikerjakan
adalah mempersiapkan rencana evaluasi yang menyeluruh sebagai rencana awal. Ada
beberapa keuntungan yang bakal diperoleh, yakni pertama, membantu kita
untuk menentukan apakah tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam artian
tingkah laku. Kedua, kita dapat bersiap-siap untuk mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan. Ketiga, memberi waktu untuk merancang tes.[16]
D.
Manfaat Perencanaan
Banyak
manfaat yang diperoleh dari perencanaan pengejaran dalam proses belajar
mengajar yaitu :
1.
Sebagai
petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan,
2.
Sebagai
pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan,
3.
Sebagai
pedoman kerja bagi setiap unsur, baik
unsur guru maupun unsur murid,
4.
Sabagai
alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketetapan dan kelambatan kerja,
5.
Untuk
bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja,
6.
Untuk
menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.[17]
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perencanaan
pengajaran dapat dikatakan sebagai beberapa langkah atau tahap sebelum
dilaksanakannya pengajaran yang berfikir filosofis dan mengakar tentang segala
sesuatu yang dibutuhkan atau yang ingin dicapai.
Perencanaan
pengajaran dapat dikatakan sebagai beberapa langkah atau tahap sebelum
dilaksanakannya pengajaran yang berfikir filosofis dan mengakar tentang segala
sesuatu yang dibutuhkan atau yang ingin dicapai.
Secara
garis besar perencanaan pengajaran ada empat langkah utama, yaitu :
1.
Memformulasikan
tujuan,
2.
Merumuskan
strategi, kebijaksanaan dan perincian rencana untuk mencapai keputusan,
3.
Membentuk
organisasi untuk melaksanakan keputusan,
4.
Membahas
hasil dan umpan balik untuk dijadikan penyusunan rencana selanjutnya.
B. Saran
Dalam melakukan langkah-langkah perencanaan pengajaran harus
memerhatikan situasi dan kondisi dari masyarakat sekitar dari berbagai
aspek dalam kehidupan. Baru merumuskan langkah demi langkah yang akan dilakukan
dalam perencanaan pengajaran. Dan evaluasi sebaiknya dilakukan dengan dua cara,
yaitu : pada proses pengajaran atau menjalankan sistem pada mata pelajaran PAI
dan setelah melaksanakan proses atau sistem pada mata kuliah PAI.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar.
2004. Perencanaan Pengajaran Dalam Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Syah, Darwyn; dkk.
2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung
Persada Pers.
Ustman, A.H.
Kahar; dan Nadhirin. 2008. Buku Daros Perencanaan Pendidikan. Kudus:
DIPA Pers.
[1] A.H. Kahar
Ustman dan Nadhirin, Buku Daros Perencanaan Pendidikan, (Kudus: DIPA
Pers, 2008), hlm. 19
[2] Darwyn Syah,
dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta:
Gaung Persada Pers, 2007), hlm. 32
[3] A.H Kahar
Utsman dan Nadhirin, Buku Daros Perencanaan Pendidikan, hlm. 22
[4] Ibid, hlm. 24
[5] Ibid,
[6] Ibid, hlm. 25
[7] Ibid, hlm. 19
[8] Oemar Hamalik,
Perencanaan Pengajaran Dalam Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2004), hlm. 108
[9] Darwyn Syah,
dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 34
[10] A.H. Kahar
Utsman dan Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, hlm. 20
[11] Darwyn Syah,
dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 36
[12] A.H Kahar Utsman
dan Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, hlm. 21
[13] Ibid, hlm. 20
[14] Darwyn Syah, Perencanaan
Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 33
[15] Oemar Hamalik,
Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, hlm. 20
[16] Ibid, hlm. 211
[17] Darwyn Syah, Perencanaan
Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 42-43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar