Minggu, 21 Februari 2016

Makalah Perencanaan Sistem PAI: Langkah-Langkah dalam Perencanaan Sistem PAI



Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Sistem Pendidikan Agama Islam (PAI)

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Perencanaan Sistem Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dosen Pengampu : Muhammad Shobirin, M.Pd

Disusun Oleh :
Muhammad Haidarullah
1410110559








 
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2015/2016



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam melakukan suatu kegiatan atau menjalankan sebuah sistem entah itu besar atau kecil. Sebelum menjalankannya, kita diharuskan menyusun suatu rencana dimana kita dituntuut agar kegiatan tersebut sukses atau mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penyusunan sebuah rencana sebelum melaksanakan kegiatan tersebut.
Penyusunan rencana kegiatan harus memerhatikan berbagai unsur dalam kehidupan yang dapat memengaruhi kegiatan tersebut. Karna sebab inilah, sangat diperlukan langkah-langkah atau tahap-tahap melakukan perencanaan. Dengan adanya langkah-langkah dalam perencanaan, diharapkan kegiatan tersebut berjalan dengan lancar dan dapat menjadi pembelajaran untuk kegiatan berikutnya.
Kunci utama kegiatan perencanaan adalah proses perencanaan itu sendiri. Perencanaan seyogyanya dilakukan dengan matang dan cermat. Dan langkah-langkah perencanaan mampu menjadi pedoman dalam menjalankan suatu kegiatan tersebut.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam perencanaan sistem Pendidikan Agama Islam dapat dirumuskan beberapa yaitu :
1.      Bagaimana pengertian proses perencanaan?
2.      Bagaimana pendapat tokoh tentang langkah-langkah dalam perencanaan?
3.      Apa saja langkah-langkah perencanaan sistem pengajaran?
4.      Apa manfaat dari adanya perencanaan?



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Proses Perencanaan
Kata perencanaan sistem menunjukkan sebuah rencana yang akan dilaksanakan untuk mencapai sebuah tujuan yang tertera dalam rencana tersebut dalam sebuah sistem yang membutuhkan sebuah proses. Kunci utama kegiatan perencanaan adalah proses kegiatan perencanaan itu sendiri. Maka dari itu, perlu perencanaan yang matang untuk menjalankan sistem atau proses dari perencanaan itu sendiri.
Proses perencanaan adalah suatu cara padangan yang logis mengenai apa yang dilakukan, bagaimana cara melakukannya dan bagaimana cara mengetahui apa yang dilakukan. Bisa juga proses perencanaan adalah  proses yang dapat membantu dalam pengambilan keputusan, namun tidak menjanjikan atau memberi nilai-nilai tujuan, program atau arah apapun.[1]
Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses merupakan cara mengembangkan pengajaran yang dilakukan secara sistematik yang didasarkan teori-teori pembelajaran dan pengajaran yang diawali dengan analisis kebutuhan dari proses belajar, kegiatan belajar-mengajar sampai evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran yang dilakukan oleh guru.[2]
Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai beberapa langkah atau tahap sebelum dilaksanakannya pengajaran yang berfikir filosofis dan mengakar tentang segala sesuatu yang dibutuhkan atau yang ingin dicapai.

B.     Langkah-Langkah Perencanaan Menurut Para Tokoh
Dalam proses perencanaan pendidikan (pengajaran) menurut Breive, Johnson dan Young terdapat delapan langkah yang harus ditempuh  secara berurutan, yaitu : 1) menentukan tujuan, 2) memperkirakan kebutuhan, 3) identifikasi sumber-sumber dan hambatan, 4) formula kinerja tujuan dan prioritas, 5) menyusun alternatif, analisa alternatif, memilih alternatif, 6) mengembangkan dan melaksanakan proses mencapai tujuan, 7) evaluasi proses dan kinerja, 8)  modifikasi sistem.[3]
Sedangkan menurut Koontz, O’Donnel dan Weihrich menyatakan bahwa pada garis besarnya proses perencanaan terdiri dari tujuh langkah, yaitu : 1) sadar adanya masalah, 2) penentuan sasaran  dan tujuan, 3) pertimbangkan premis perencanaan, 4) identifikasi alternatif, 5) perbandingan alternatif dan tujuan , 6) perumusan rencana pendukung (sumber), 7) rincian biaya yang diperlukan.[4]
Middleton dan Wedemeyer mengemukakan bahwa proses perencanaan terdiri dari lima langkah, yaitu : 1) Analisis, merupakan unsur perencanaan yang menaruh perhatian terhadap sistem, lingkungan sistem dan tujuan sistem. Hasil dari analisis dari ketiga unsur perencanaan adalah pernyataan masalah yang berkaitan dengan tujuan. 2) Strategi, perencana diminta untuk menyajikan berbagai altenatif untuk mencapai tujuan. 3) Decision (keputusan), perencana diminta untuk menyajikan infromasi pendukung pemilihan alternatif. 4) Action, perencana diminta menyajikan informasi untuk memerlukan koordinasi, pengawasan dan modifikasi. 5) Learning, merupakan suatu metode pengoprasian informasi yang diperlukan dalam perubahan dan pengembangan.[5]
Sedangkan Siagan mengungkapkan bahwa proses perencanaan memliki tujuh langkah yang harus dilakukan secara berurutan, yaitu : 1) menentukan tujuan, 2) mengumpulkan data dan informasi, 3) menganaliasa data dan informasi, 4) menentukan alternatif, 5) memilih alternatif, 6) melaksanakan rencana dan 7) melakukan penilaian hasil rencana.[6]
Melalui langkah-langkah yang telah disajikan di atas bahwa perencanaan pengajaran (pendidikan) berdasarkan pendekatan sistem. Pendekatan sistem dalam perencanaan pengajaran tersebut terdiri dari atas langkah-langkah mengidentifikasi masalah, kebutuhan, tujuan, hambatan, alternatif, pendekatan, analisis dan pemilihan alternatif, pengembangan rencana, serta evaluasi dan umpan balik dalam penetapan kebutuhan atau rencana selanjutnya (modifikasi perencanaan).

C.    Langkah-Langkah Dalam Perencanaan Sistem Pengajaran
Dalam proses perencanaan biasanya terdapat empat kegiatan utama yang dilakukan, yaitu :
1.      Memformulasikan tujuan,
Britton menyatakan bahwa, paradigma proses perencanaan yang baik harus dikembangkan dari tujuan, perumusan altermatif, perkiraan hasil yang ingin dicapai dari pelaksanaan itu.[7]
Dalam perencanaan, tujuan memberikan petunjuk untuk memilih isi mata pelajaran, menata urutan topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pengajaran dan prosedur pengajaran serta menyediakan ukuran untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tujuan sekaligus merupakan kriteria untuk menilai mutu dan efisiensi pengajaran.[8]
Dalam pendidikan, tujuan perencanaan pengajaran mengacu kepada tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional dan tujuan pengajaran.[9]
2.      Merumuskan strategi, kebijaksanaan dan perincian rencana untuk mencapai keputusan,
Menurut Ackoff, tujuan adalah termasuk dalam perencanaan tingkat strategi.[10] Strategi merupakan penjelasan secara rinci dari tujuan dari perencanaan pengajaran dan berisi petunjuk dalam pelaksanaan pengajaran.
Strategi pengajaran merupakan tindakan guru dalam melaksanakan rencana pengajaran dengan menggunakan berbagai komponen pengajaran agar dapat mempengaruhi siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar dan pengajaran yang telah ditetapkan.
Pengembangan rencana strategi pengajaran dilakukan dengan membuat model pengembangan sistem pengajaran yang merupakan kerangka dasar yang dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran.[11]
Dalam pengambilan keputusan atau kebijaksanaan harus memerhatikan tujuan, strategi dan petunjuk dari perencanaan pengajaran dan diharapkan dapat mensukseskan tujuan dari perencanaan pengajaran.
3.      Membentuk organisasi untuk melaksanakan keputusan,
Gerloff menyatakan bahwa organisasi sebagai wahana yang dapat mempertinggi dan mengefektifkan proses manajemen yang memerlukan tujuan, strategi dan petunjuk untuk mencapai tujuan, sedangkan kegiatan (pelaksanaan keorganisasian) untuk menetukan tujuan (alternatif), strategi (selanjutnya) dan petunjuk pelaksanaan.[12]
Pendapat ini dipertegas oleh Ackoff yang menambahkan bahwa organisasi tidak dapat dilepaskan dari proses perencanaan .[13]
Organisasi dalam pengajaran diperlukan karena bisa menentukan hasil sementara dari perencanaan pengajaran apakah sesuai dengan tujuan atau tidak. Oleh karena itu, organisasi untuk mengambil keputusan sebaik-baiknya agar perencanaan bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan.
4.      Membahas hasil dan umpan balik untuk dijadikan penyusunan rencana selanjutnya,
Dalam pelaksanaan evaluasi juga sering muncul permasalahan, yang kebanyakan dari komponen evaluasi itu sendiri.[14] Pada tahap penilaian (evaluasi), perencang membandingkan perilaku nyata dengan yang direncanakan. [15] Apakah sistem perlu dirancang kembali atau tidak, bergantung pada besarnya perbedaan antara yang direncanakan dengan yang ada dalam kenyataan.
Setelah tujuan dirumuskan, langkah pertama yang harus dikerjakan adalah mempersiapkan rencana evaluasi yang menyeluruh sebagai rencana awal. Ada beberapa keuntungan yang bakal diperoleh, yakni pertama, membantu kita untuk menentukan apakah tujuan-tujuan yang telah dirumuskan dalam artian tingkah laku. Kedua, kita dapat bersiap-siap untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Ketiga, memberi waktu untuk merancang tes.[16]

D.    Manfaat Perencanaan
Banyak manfaat yang diperoleh dari perencanaan pengejaran dalam proses belajar mengajar yaitu :
1.      Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan,
2.      Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan,
3.      Sebagai pedoman kerja bagi  setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid,
4.      Sabagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketetapan dan kelambatan kerja,
5.      Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja,
6.      Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.[17]



BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai beberapa langkah atau tahap sebelum dilaksanakannya pengajaran yang berfikir filosofis dan mengakar tentang segala sesuatu yang dibutuhkan atau yang ingin dicapai.
Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai beberapa langkah atau tahap sebelum dilaksanakannya pengajaran yang berfikir filosofis dan mengakar tentang segala sesuatu yang dibutuhkan atau yang ingin dicapai.
Secara garis besar perencanaan pengajaran ada empat langkah utama, yaitu :
1.      Memformulasikan tujuan,
2.      Merumuskan strategi, kebijaksanaan dan perincian rencana untuk mencapai keputusan,
3.      Membentuk organisasi untuk melaksanakan keputusan,
4.      Membahas hasil dan umpan balik untuk dijadikan penyusunan rencana selanjutnya.

B.     Saran
Dalam melakukan langkah-langkah perencanaan pengajaran harus memerhatikan situasi dan kondisi dari masyarakat sekitar dari berbagai aspek dalam kehidupan. Baru merumuskan langkah demi langkah yang akan dilakukan dalam perencanaan pengajaran. Dan evaluasi sebaiknya dilakukan dengan dua cara, yaitu : pada proses pengajaran atau menjalankan sistem pada mata pelajaran PAI dan setelah melaksanakan proses atau sistem pada mata kuliah PAI.
DAFTAR PUSTAKA


Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Dalam Pendekatan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Syah, Darwyn; dkk. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Pers.
Ustman, A.H. Kahar; dan Nadhirin. 2008. Buku Daros Perencanaan Pendidikan. Kudus: DIPA Pers.


[1] A.H. Kahar Ustman dan Nadhirin, Buku Daros Perencanaan Pendidikan, (Kudus: DIPA Pers, 2008), hlm. 19
[2] Darwyn Syah, dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Gaung Persada Pers, 2007), hlm. 32
[3] A.H Kahar Utsman dan Nadhirin, Buku Daros Perencanaan Pendidikan, hlm. 22
[4] Ibid, hlm. 24
[5] Ibid,
[6] Ibid, hlm. 25
[7] Ibid, hlm. 19
[8] Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Dalam Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004), hlm. 108
[9] Darwyn Syah, dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 34
[10] A.H. Kahar Utsman dan Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, hlm. 20
[11] Darwyn Syah, dkk., Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 36
[12] A.H Kahar Utsman dan Nadhirin, Perencanaan Pendidikan, hlm. 21
[13] Ibid, hlm. 20
[14] Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 33
[15] Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, hlm. 20
[16] Ibid, hlm. 211
[17] Darwyn Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam, hlm. 42-43

Tidak ada komentar:

Posting Komentar