RUANG LINGKUP AL-WASITHAH/AL-WASILAH
Makalah
Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Ilmu Tauhid
Dosen : Riza Zahriyah Falah, M.Pd.I
Disusun oleh :
1. Siti Nikmatul Hasanah 1410110542
2. Muh. Amiruddin Mushoffa 1410110547
3. Zaenal Muttaqin 1410110549
Kelas : O
PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
TARBIYAH / PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
TAHUN 2015
A.
Latar Belakang
Setelah kita mempelajari keimanan yang
pertama (al-Mabda), yaitu tentang keimanan kita kepada Allah SWT dan qadha’
qadarnya, maka selanjutnya kita akan
membahas tentang keimanan yang selanjutnya setelah iman kepada Allah SWT
(al-Wasithah).
Keimanan selanjutnya setelah al
mabda’ yaitu mempelajari keimanan kepada mahkluk Allah yang memperantarai kita
untuk beriman kepadaNya. Seperti yang kita ketahui bahwasannya Allah telah
menciptakan mahluk yang bernama malaikat. Tentunya Allah menciptakan sesuatu
pasti ada maksudnya, begitupun penciptaan malaikat. Malaikat adalah mahluk gaib
yang tidak bisa dilihat dengan mata kepala manusia. Telah dijelaskan dalam
al-Qur’an bahwasannya para malaikat memiliki tugas – tugas tertentu. Allah
memerintahkan manusia untuk beriman kepada malaikat.
Salah satu tugas malaikat yaitu
menyampaikan wahyu Allah kepada para nabi dan rasul. Nabi dan rasul adalah
manusia pilihan Allah yang ditugaskan untuk memperbaiki ahklaq umat manusia di
dunia ini. Manusia diciptakan dengan tujuan untuk menyembah Allah. Cara – cara
penyembahan manusia kepada Allah dijelaskan oleh para nabi dan rasul. Akan
tetapi seiring berjalannya waktu manusia sering lalai dan menyimpang dari ajaran nabi dan rasul, karena manusia adalah
mahluk Allah yang sering lupa dan berbuat salah. Oleh karena itu harus ada yang mengingatkan dan membimbing manusia agar
terhindar dari penyimpangan, nah inilah tugas dari nabi dan rasul.
Dalam menyampaikan dakwahnya
para nabi dan rasul dibekali oleh Allah dengan kitab suci. Kitab - kitab suci
ini berisikan ajaran – ajaran untuk mengesakan Allah dan tuntunan dalam
berhubungan dengan dengan sesama mahluk Allah. Dengan mengimani dan mengamalkan
isi kandungan dari kitab – kitab Allah manusia akan hidup bahagia di dunia dan
akhirat.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian penjelasan latar
belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah mengenai keimanan al
wasithah, antara lain sebagai berikut:
1. Apa pengertian, hakikat, sifat, dan
tugas malaikat?
2. Apakah pengertian, sifat, dan tugas para nabi dan rasul?
3. Apa sajakah kitab – kitab
Allah yang wajib kita imani?
C.
Pembahasan
a.
Iman
kepada Malaikat
1.
Pengertian
malaikat
Jika dilihat secara bahasa (lughawi),
maka kata “malaikah” yang dalam bahasa indonesia disebut “malaikat”, adalah
bentuk jamak dari kata “malak”, yang berasal dari masdar “al-alukah” yang
berarti ar-risalah (misi atau pesan). Sedangkan yang membawa misi disebut ar-rasul
(utusan). Dalam beberapa ayat al-quran, malaikat disebut dengan rusul
(utusan- utusan) misalnya pada ayat berikut:
ôs)s9ur ôNuä!%y` !$uZè=ßâ tLìÏdºtö/Î) 2uô³ç6ø9$$Î/ (#qä9$s% $VJ»n=y ( tA$s% ÖN»n=y ( $yJsù y]Î7s9 br& uä!%y` @@ôfÏèÎ/ 7ÏYym ÇÏÒÈ
69. Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami
(Malaikat-malaikat) Telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira,
mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahim menjawab:
"Selamatlah," Maka tidak lama Kemudian Ibrahim menyuguhkan daging
anak sapi yang dipanggang.[1]
Ada
juga yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata la’aka yang berarti menyampaikan
sesuatu. Sehingga malak/malaikat adalah makhluk yang menyampaikan sesuatu dari
Allah swt. dan asapula yang mengatakan, malaikat berasal dari bahasa arab malak
yang artinya kekuatan.[2]
Dari beberapa pengertian kebahasaan ini, dapat
diambil penertian bahwa malak/malaikat adalah mahluk yang berkedudukan sebagai
rasul atau utusan yang membawa misi tertentu dari yang mengutusnya, yang dalan
hal ini Allah swt.
2. Jumlah malaikat
Malaikat
adalah makhluk Allah yang sifatnya gaib, jadi mengenai berapa jumlah malaikat
hanya Allah Swt. dan rasul-Nya yang tahu. Di dalam al qur’an dan hadis
terkadang disebutkan mengenai kuantitas malaikat. Seperti dalam hadis berikut
ini, yang artinya “dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda, ‘barang siapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka ia seakan
berjalanan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka
rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh puluh
ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia
mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat
kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah)
Dari
hadis diatas dapat diketahui bahwasannya jumlah malaikat itu banyak sekali.
Akan tetapi nama – nama malaikat yang wajib kita ketahui hanya sepuluh saja,
sebagaimana yang telah disebutkan daam qur’an maupun hadis. Banyaknya jumlah
malaikat tersebut, menunjukkan bahwa betapa mahakuasa Allah Swt.
3.
Substansi
dan sifat – sifat malaikat
Malaikat
adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya (nur). Raganya terbuat dari
cahaya, lantas diberi ruh oleh Allah. Maka jadilah ia makhluk malaikat.
Rasulullah menginformasikan, “malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin
diciptakan dari nyala api, dan adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan
kepadamu semua.” (HR. Muslim)
Karena
malaikat tercipta dari cahaya, maka tentu mereka mewarisi sifat – sifat cahaya.
Diantaranya malaikat tidak bisa kiat lihat, dan mereka mampu bergerak secepat
cahaya.
Kemudian
malaikat tidaklah sama satu sama lain mengenai bentuk penciptaannya. Mereka
memiliki sayap, sebagaimana yang telah diterangkan oleh Allah sendiri. Diantara
mereka ada yang punya dua sayap, ada yang tiga atau empat, dan ada yang punya
lebih banyak lagi. Allah swt. berfirman:
ßôJptø:$# ¬! ÌÏÛ$sù ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur È@Ïã%y` Ïps3Í´¯»n=yJø9$# ¸xßâ þÍ<'ré& 7pysÏZô_r& 4oY÷V¨B y]»n=èOur yì»t/âur 4 ßÌt Îû È,ù=sø:$# $tB âä!$t±o 4 ¨bÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ÇÊÈ
1. Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan
bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai
macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan
empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sedangkan
bagaimana bentuk sayap tersebut, tentu saja kita tidak bisa mengetahuinya dan
memang tidak perelu untuk berusaha menyellidikinya, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa malaikat adalah mahluk gaib yang hakikatnya hanya
Allah yang mengetahuinya.
Seperti apa yang diungkapkan Muhammad Abduh bahwasannya menurut ulama Salaf, malaikat adalah makhluk
Allah yang keberadaan dan tugas – tugasnya telah diinformasikan oleh-Nya. Kita
wajib mengimaninya dan tidak perlu mengetahui hakikatnya. Pengetahuan mengenai
hakikat malaikat sepenuhnya diserahkan kepada Allah SWT. Kalau pun
diinformasikan bahwa malaikat itu
bersayap, kita harus mempercyai hal itu. Tetapi perlulah dipahami bahwa sayap malaikat tentu bukan seperti sayap
burung yang berbulu, sebab jika sayap malaikat seperti sayap burung niscaya
kita bisa melihatnya. Demikian pula jika diinformasikan bahwa malaikat
menjalankan tugas tertentu yang berkait dengan dimensi fisik (jasmaniah),
semacam tumbuh – tumbuhan atau lautan, kita perlu menegaskan bahwa di alam ini
terdapat alam lain yang keterkaitannya sangat erat dengan sistem atau hukum –
hukum alam itu sendiri. Akal tidak bisa
memutuskan hal itu sebagai suatu yang mustahil, melainkan sebagai suatu yang
mungkin, sejalan dengan penegasa wahyu yang memberitakan hal tersebut.[3]
Malaikat
tidak dilengkapi dengan hawa nafsu sebagaimana manusia. Mereka tidak memiliki
keinginan apapun yang sersifat fisik dan juga kebutuhan yang bersifat materiil.
Mereka tidak menikah atau beranak. Mereka tidak makan, minum, atau tidur
seperti manusia. Mereka juga tidak pernah ditimpa sakit, bertambah tua atupun
bertanbah muda. Keadaan mereka sekarang sama persis seperti ketika diciptakan.
tbqßsÎm7|¡ç @ø©9$# u$pk¨]9$#ur w tbrçäIøÿt ÇËÉÈ
20.
Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.(al-Anbiyaa’:20)
Kelaziman
dari sifat ini menunjukan bahwa malaikat tidak tidur, tidak makan, tidak
minumn, dan tidak merasa lelah.
ôs)s9ur ôNuä!%y` !$uZè=ßâ tLìÏdºtö/Î) 2uô³ç6ø9$$Î/ (#qä9$s% $VJ»n=y ( tA$s% ÖN»n=y ( $yJsù y]Î7s9 br& uä!%y` @@ôfÏèÎ/ 7ÏYym ÇÏÒÈ $¬Hs>sù !#uäu öNåkuÏ÷r& w ã@ÅÁs? Ïmøs9Î) öNèdtÅ6tR }§y_÷rr&ur öNåk÷]ÏB ZpxÿÅz 4 (#qä9$s% w ô#ys? !$¯RÎ) !$uZù=Åöé& 4n<Î) ÏQöqs% 7Þqä9 ÇÐÉÈ
69. Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami
(Malaikat-malaikat) Telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira,
mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahim menjawab:
"Selamatlah," Maka tidak lama Kemudian Ibrahim menyuguhkan daging
anak sapi yang dipanggang.
70.
Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim
memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. malaikat itu
berkata: "Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah (malaikat-ma]aikat)
yang diutus kepada kaum Luth.".(Q.S. Huud: 69-70)
Malaikat adalah kekuatan – kekuatan yang
patuh, tunduk dan taat pada perintah serta ketentaun Allah swt. mereka sama
sekali tidak pernah dan tidak akan pernah mendurhakai Allah atas segala
perintahNya. Kema’shuman malaikat dari perbuatan durhaka ini sebagaimana
diterangkan dalam firman Allah swt.
w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
6. ........yang tidak mendurhakai Allah terhadap
apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.
4. Tugas – tugas malaikat
Masing
– masing dari malaikat memegang dan mengemban tugas dan kewajibannya masing –
masing. Diantara nama dan tugas malaikat yang disebutkan dalam al-Qur’an atau
al-Hadis adlah sebagai berikut:
1.
Jibril
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Baqarah:97 dan
asy-Syu’ara: 193-194, bahwasannya malaikat jibril bertugas menyampaikan wahyu.
2.
Mikail
Mikail adalah malaikat yang diserahi urusan rizki,
makanan dan hujan serta pembagiannya menurut kehendak Allah. Hal ini
ditunjukkan oleh hadis yang dirisayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi saw.
bersabda, “tatkala seorang laki – laki berada di tanah lapang (gurun) dia
mendengar suara di awan, ‘siramlah kebun fulan,’ maka menjauhlah awan tersebut
kemudian menumpahkan air disuatu tanah yang berbatu hitam, maka saluran air di
situ dan saluran – saluran yang telah memuat air seluruhnya...” (HR.
Muslim)
3.
Israfil
Malaikat
yang diserahi terompet , yaitu Israfil. Ia meniupnya sesuai dengan perintah
Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan tiga kali tiupan: tiupan faza’ (ketakutan),
tiupan sha’aq (kematian) dan tiupan ba’ts (kebangkitan). Begitulah yang disebut
Ibnu Jarir dan mufassir lainnya ketika menafsiri firman Allah: “…di waktu sangkakala
ditiup. Dia mengetahui yang ghaib dan nampak. Dan Dialah Yang Mahabijaksana
lagi Maha Mengetahui.” (Al-An’am: 73). Dan firman Allah: “…kemudian ditiup lagi
sangkakala, lalu kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (Al-Kahfi: 99). Dan
ayat-ayat lainnya yang ada sebutan, “an-nafkhu fishshur” (meniup terompet).
4.
Izrail
Malaikat
yang ditugasi mencabut ruh, yakni malaikat maut dan rekan-rekannya. Tentang
tugas malaikat ini Allah berfirman: “Katakanlah,
‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)-mu akan mematikan kamu;
kemudian hanya kepada Tuhanmu-lah kamu akan dikembalikan.” (As-Sajdah: 11). “…sehingga
apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh
malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajiban.”
(Al-An’am: 61).
5.
Ridwan
Para
malaikat penjaga Surga. Allah Subhannahu wa Ta'ala mengabarkan mereka ketika
menjelaskan perjalanan orang-orang bertakwa dalam firman-Nya: “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan
dibawa ke dalam Surga berombong-rombong (pula). Sehingga apabila mereka sampai
ke Surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka
penjaga-penjaganya, ‘Kesejahteraan (dilim-pahkan) atasmu, berbahagialah kamu!
maka masukilah Surga ini, sedang kamu kekal didalamnya.” (Az-Zumar:73).
6.
Malik
Para malaikat
penjaga Neraka Jahannam, mereka itu adalah Zabaniyah. Para pemimpinnya ada 19
dan pemukanya adalah Malik. Hal ini ditunjukkan oleh firman Allah ketika
menyifati Neraka Saqar: “Tahukah kamu apakah (Neraka) Saqar itu? Saqar itu
tidak meninggalkan dan tidak membiarkan. (Neraka Saqar) adalah pembakar kulit
manusia. Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). Dan tiada Kami
jadikan penjaga Neraka itu melainkan malaikat.” (Al-Muddatstsir: 27-30). Dan
Allah bercerita tentang penduduk Neraka: “Mereka berseru, ‘Hai Malik, biarlah
Tuhanmu membunuh kami saja’. Dia menjawab, ‘Kamu akan tetap tinggal (di Neraka
ini).” (Az-Zukhruf: 77).
7. Mungkar dan nakir
Yaitu malaikat yang tugasnya menanyai manusia dalam
kubur
8.
Rakib dan atid
Para
malaikat yang ditugaskan mengawasi amal seorang hamba, amal yang baik maupun
amal yang buruk. Mereka adalah Al-Kiram Al-Katibun (para pencatat yang mulia).
Mereka masuk dalam golongan Hafazhah (para penjaga), sebagaimana firman Allah: “Apakah
mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka?
Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu
mencatat di sisi mereka.” (Az-Zukhruf: 80). “(Yaitu) ketika dua malaikat
mancatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk
disebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada
didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 17-18). “Padahal
sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu),
yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu),
mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Infithar: 10-12).
Dan ayat-ayat serta hadits-hadits yang menyebut tentang mereka banyak sekali.
Dan ayat-ayat serta hadits-hadits yang menyebut tentang mereka banyak sekali.
b. Iman kepada para nabi dan rosul
1. Pengertian nabi dan rasul
Nabi adalah seorang laki – laki yang
dipilih oleh Allah untuk menerima wahyu untuk dirinya sendiri dan tidak
diwajibkan untuk disampaikan wahyu itu kepada orang lain. Rasul adalah seorang laki – laki yang dipilih oleh Allah
untuk menerima wahyu untuk dirinya sendiri dan diwajibkan untuk disampaikan
wahyu itu kepada seluruh manusia.[4]
Rosul adalah manusia
yang memiliki keistimewaan dengan wahyu.
Allah berfirman kepada nabi muuhammad SAW., ”katakanlah,
‘sesungguhnya aku ini hanyalah manusia seperti kalian, namun aku diberi wahyu.”
(alkahfi : 110). Rosul itu adalah seperti kita dalam struktur tubuhnya dan
tabiat penciptaannya. Namun kita
semua tidaklah
sperti rosul itu dalam segi akhlaqnya, keistimewaan – keistimewaanya, dan
ketangguhannya. [5]
Semua Rasul yang pernah diutus Allah sepanjang sejarah manusia
sesungguhnya mereka adalah manusia – manusia biasa juga. Selaku manusia mereka
juga memiliki sifat – sifat kemanusiaan yang umum seperti: makan, minum, tidur,
berumah tangga, kawin, hidup dan bergaul dalam masyarakat, kemudian mati.
Selanjutnnya mereka pun berkata - kata
dan berbicara menurut bahasa dari bangsa atau unur di mana mereka diutus.
Artinya, tidak pernah mengutus seorang Rasul kepada umat manusia dari jenis
malaikat atau bangsa jin. Hanya saja mereka diberi kelebihan atau keistimewaan
dibanding manusia biasa. Sebagaimana seorang pemimpin dalam suatu organisasi,
sudah barang tentu dia harus memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan para
anggota lainnya.
2. Sifat – sifat nabi dan rasul
Para rasul memiliki empat sifat keistimewaan yang merupakan
kelebihan mereka dari manusia lainnya dikenal dengan sifat – sifat wajib rasul.
Pertama, sifat benar atau siddiq. Seorang rasul selalu benar dalam perkataan
dan perbuatannya. Mustahil dia berkata dusta. Sebab semua manusia diwajibkan
mengikuti segala tutur katanya, membenarkan dan meniru sikap hidupnya. Kedua,
kepercayaan atau amanah. Seorang rasul mustahil khianat, baik mengkhianati
manusia lebih – lebih mengkhianati tuhan. Dia wajib menunaikan amanat yang
dibebankan kepadanya berlaku jujur sekalipun harus ditebus dengan jiwa raganya. Ketiga menyampaikan atau
tablig. Seorang rasul mustahil menyembunyikan sesuatu tentang apa yang telah
diwahyukan Tuhan kepadanya. Segala
perintah atau larangan Tuhan yang diterimanya sebagai wahyu harus
disampaikannya dengan haq kepada manusia, baik itu pahit atau dianggap membahayakan
dirinya, yang benar wajib disampaikannya. Keempat, sifat kecerdasan atau
fatonah. Artinya seorang rasul mustahil seorang yang bodoh atau lemah akalnya
akan tetapi dia wajib memiliki kekuatan berfikir dan kemampuan rasio yang
tinggi. Sebagai utusan Tuhan tentu sifat kecerdasan wajib dia miliki dalam
mengemukakan keterangan-keterangan dengan argumentasi-argumentasi yang jitu
sehingga manusia dapat mengerti dan memahami apa yang disampaikan dan
diajarkannya. [6]
Kemudian sifat-sifat materiil yang menyertainya ialah para rasul
itu berasal dari keluarga-keluarga dan keturunan yang terhormat. Rasul itu
memiliki kesajahteraan jasmaniah, wajah-wajah dan bentuk tubuh mereka menarik
lagi sempurna. Artinya mereka tidak mempunyai cacat jasmaniyah yang mana memungkinkan
manusia jijik dan menghindar dari padanya.
3. Jumlah Nabi dan Rasul
Tentang jumlah para nabi/rasul tidaklah diketahui secara pasti. Sebagian
ulama berkata rasul itu berjumlah 313 orang, dan nabi berjumlah 124000 orang. Dari sekian banyak nabi/ rasul tersebut,
mayoritas memang tidak manusia ketahui. Mengenai hal ini Allah berfirman:
ôs)s9ur $uZù=yör& Wxßâ `ÏiB y7Î=ö7s% Oßg÷YÏB `¨B $oYóÁ|Ás% y7øn=tã Nßg÷YÏBur `¨B öN©9 óÈÝÁø)tR øn=tã 3 $tBur tb%x. @AqßtÏ9 br& ÎAù't >pt$t«Î/ wÎ) ÈbøÎ*Î/ «!$# 4 #sÎ*sù uä!$y_ ãøBr& «!$# zÓÅÓè% Èd,ptø:$$Î/ uÅ£yzur Ï9$uZèd cqè=ÏÜö6ßJø9$# ÇÐÑÈ
78. Dan
Sesungguhnya Telah kami utus beberapa orang Rasul sebelum kamu, di antara
mereka ada yang kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang
tidak kami ceritakan kepadamu. tidak dapat bagi seorang Rasul membawa suatu
mukjizat, melainkan dengan seizin Allah; Maka apabila Telah datang perintah
Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. dan ketika itu Rugilah
orang-orang yang berpegang kepada yang batil.(al-Mukmin: 78)
Sebenarnya quran tidak pernah menyebutkan jumlah mereka secara pasti.
Nama – nama nabi/rasul diabadikan Allah dalam al-quran ada 25. Delapan belas
nama dari mereka disebut dalam Q.S. Al-an’am ayat 83 - 86, mereka adalah :
Ibrahim, Ishaq, Ya’kub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, Harun, Yakaria,
Yahya, Isa, Hyasa, Ismail, Ilyas, Yunus dan Luth. Yang tujuh lagi tersebar
penyebutannya dalam surat-surat lain, mereka itu adalah Adam, Idris, Shaleh,
Syu’aib, Hud, Zulkifli dan Muhammad SAW.[7]
4. Tugas para rasul
Sesungguhnya Allah Ta’ala tidak mengutus
para rasul kecuali untuk mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan,
memberikan peringatan akan siksa Allah, dan menjauhkan tindak kejahatan.
Allah Ta’ala berfirman:
“manusia itu adalah umat yang satu,
(setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan
pemberi peringatan...” (al-Baqarah: 213)
Para Rasul memiliki kesamaan tugas,
atau dengan istilah lain, mereka memangku suatu “ walidatur risalah Ilahiyah”
(kesatuan misi ketuhanan). Syeh Muhammad Abduh berkata: nilai kedudukan mereka
diantara bangsa – bangsa, tak ubahnnya seperti kedudukan akal pada diri tiap –
tiap orang.” Tugas para rasul tugas rohaniah, misi spiritual. Mereka bertugas memimpin
manusia untuk mengenal Tuhannya dengan pengetahuan yang haq. Bertugas mengajar
manusia tentang akidah dan ibadah menurut garis Tuhan. Menuntun manusia dalam
hidup duniawi dan menyucikan rohaninya, bebas dari perbudakan hawa nafsu, agar
menjadi manusia berakhlaq mulia menjadi “insan kamil” (manusia sempurna).
Mereka memimpin manusia agar sadar dengan
fitrahnya dan fungsinya sebagai khalifah di bumi. Tegasnya para rosul itu
bertugas memimpin manusia agar hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan akhirat.[8]
5. Mukjizat para rasul
Yang paling esensial yang menjadi bukti kerasulan seorang rasul
ialah mu’jizat. Mu’jizat adalah kemampuan luar biasa atau perbuatan ajaib yang
dimiliki seorang rasul, yang menyalahi kebiasaan. Ia tidak dapat ditandingi
atau ditiru oleh manusia biasa. Setiap rasul yang diutus oleh Tuhan, selalu
dipersenjatai dengan mu’jizat. Nabi Ibrahim mendapat mu’jizat dari Tuhan, tidak
terbakar dalam api ketika dibakar oleh raja Namrud; Nabi Musa mempunyai
mu’jizat dapat membelah laut merah dengan tongkatnya; Nabi Sulaiman dapat
mengerti bahasa-bahasa binatang dan memerintahnya; Nabi Isa dapat menyembuhkan
berbagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan manusia. Dan akhirnya Nabi
Muhammad SAW. Sebagai penutup seluruh nabi dan rasul, dari sekian banyak mu’jizat
beliau ialah Al-quran. [9]
Dengan adanya mu’jizat ini manusia dengan rasio yang sehat dapat membenarkan
dan menerima seruan para rasul tanpa syak
atau ragu. Karena bagi orang yang mau berpikir adanya mujizat ini, dapat membantu
mereka dalam menerima ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul. Dengan
adanya mukjizat ini pula, orang – orang kafir atau yang menentang nabi dan
rasul akan merasa di rugikan dan dipojokkan lagi, dan meraka akan merasa dibuat
tak berdaya untuk menolak risalah yang dibawa oleh para nabi dan rasul.
c.
Iman
kepada kitab – kitab Allah
Sebagai
konsekwensi logis dari kepada malaikat ialah iman kepada wahyu Tuhan atau kitab
– kitabnya. Bahwa menurut murtada muthohari, iman kepada wahyu merupakan salah
satu ciri orang bertaqwa, oleh karena itu menurut sistem keyakinan islam,
setiap orang mukallaf wajib mengimani kitab – kitab yang diturunkan Tuhan
kepada para rasulNya.[10]
Setiap
Rasul yang diutus Tuhan kepada manusia
dipersenjatai dengan kitab. Kitab itulah yang menjadi pedoman memimpin baginya
dan kitab itulah yang menjadi namus atau undang- undang untuk manusia yang
dibimbingnya. Iman kepada kitab- kitab Allah merupakan salah satu dari rukun
iman. Wajib beriman kepada kitab – kitab Allah yang pernah diturunkan kepada
para rasulNya; sebagainama sistem iman kepada rasul, maka pengengkaran terhadap
seluruh kitab Allah. Sebab itulah kita wajib beriman kepada kitab yang
diturunkan kepada Nabi Ibrahim, Taurat yang diturunkanNya kepada Musa, Zabur
yang disampaikan kepada Nabi Daud, Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra
Maryam, dan yang terakhir Kitab Alquran yang di nuzulkan kepada Nabi Muhammad
SAW. [11]
Kitab
Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa didalamnya terdapat berbagai syariat
dan hukum agama yang sesuai dengan tempat dan kondisi masa itu. Taurat menerangkan akidah-akidah , yang
benar, janji-janji Allah dan ancamannya. Dan dalam Taurat ada keterangan yang
tegas tentang akan datanya nabi Muhammad SAW. Sebagai kunci para nabi dan para
rasul, untuk mengantikan ajaran- ajaran sebelumnya. Kitab Zabur mengandung
didalamnya beberapa doa, zikir, pengajaran dan hikmat. Hukum agama dan syariat
tidak ada didalamnya, karena nabi Daud dalam sejarah kenabian mengikut dan
menurut hukum Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa A.S. Injil bertujuan
menerangkan beberapa hukum dan mengajak manusia kembali kepada akidah tauhid.
Dan Injil bertugas mengadakan perbaikan agama bani Israil yang telah kacau dan menyeleweng.
Injilpun menarangkan tentang hal kedatangan kelak Nabi Muhammad SAW. Kitab ini
mengikut kepada Taurat Musa.[12]
Quran sebagai sumber keyakinan menerangkan kepada kita bahwa kitab
–kitab Taurat, Zabur dan Injil tidak adalagi diatas dunia ini. Addapun yang
dianggap orang sebagai Taurat, Zabur dan Injil sekarang ini berada ditangan
orang – orang Yunani dan Masehi, Quran menjelaskan kepada kita bahwa kitab –
kitab tersebut didak asli lagi, manusia menukar isinya dan mereka telah
mencampur adukkan dengan buah pikiran mereka sendiri.
Keistimewaan Quran
dan kitab – kitab yang lain
Ø Perbedaan dengan kitab – kitab lain sebagai berikut :
1.
Kitab
– kitab suci yang ada dalam kalangan berbagai bangsa itu hanya ditujukan kepada
suatu golongan tertentu.
2.
Bahwa
teks asli dari kitab – kitab yang telah lalu itu telah hilang sama sekali yang
ada hanya salinannya saja pada hari ini.
3.
Kitab-kitab
suci yang telah lalu dikirim dalam bahasa yang telah mati sejak beberapa abad
silam
4.
Kitab
– kitab yang telah lau itu telah bercampur aduk antara wahyu – wahyu Tuhan
dengan perkataan- perkataan manusia.
5.
Sejarah
turunnya ayat –ayat dan kalimat –kalimat kitab – kitab itu serta sejarah
penulisannya telah kabur. “ ia sama sekali tidak mengandung dasar – dasar
sejarah walaupun pada surat – surat yang paling pendek, dimana dasar – dasar
itu sangat fundamentil bagi kitab samawi atau bagi ajaran-ajaran seorang nabi”.
Ø Fungsi Alquran terhadap kitab – kitab suci lain
1.
Quran
membenarkan apa yang termasuk dalam kitaba – kitab suci yang lain akan tetapi
juga menguji kemurniaan dari kitab – kitab suci yang lain.
2.
Quran
sebagai korektor terhadap kitab – kitab suci lain sekarang ini
3.
Quran
sebagai penyempurna. Kitab – kitab dahulu tidak universil ajarannya. Perundang
– undangannya yang terkandung didalamnya pada umumnya hanya sesuai dengan masa
dan tempat dimana kitab- kitab itu diturunkan.
Berdasarkan
atas kenyataan objektif kitab –kitab itu dan penegasan quran maka kita tidak
boleh beriman kepada apa yang dinamakan kitab Taurat , Zabur dan Injil sekarang
ini.
D. Kesimpulan
Malaikat
adalah mahluk Allah yang keberadaan dan tugas – tugasnya telah diinformasikan
oleh Allah swt. dalam al-Qur’an. Kita wajib mengimaninya dan tidak perlu
mengetahui hakkatnya, kecuali apa yang sudah diterangkan dalam al-Qur’an.
Pengetahuan mengenai hakikat malaikat sepenuhnya diserahkan pada Allah swt.
mereka adalah hamba yang Allah yang mulia, tidak pernah durhaka, tidak maksiat, dan tidak
pernah menentang Allah. Mereka tidak mempunyai hawa nafsu sepertti manusia.
Oleh karena itu mereak tidak makan, tidak minum, dan tidak menikah.
Nabi
dan rasul adalah seorang laki- laki yang diberi wahyu oleh Allah swt. namun
perbedaannya kalau nabi tidak berkewjiban menyampaikan wahyu kepada manusia, sedangkan para rasul diberi
tugas untuk menyampaikan wahyu kepada manusia. Para rasul bertugas mengajak
manusia untuk menyembah Tuhannya dengan pengetahuan yang haq. Bertugas mengajar
manusia tentang akidah dan ibadat menurut garis tuhan. Menuntun manusia dalam
hidup duniawi dan menyucikan rohaninya, bebas dari perbudakan hawa nafsu, agar
menjadi manusia berakhlaq mulia.
Kitab
Allah yang wajib kita imani ada 4 yaitu, al-Qur’an, zabur, taurat, dan injil.
Kitab tersebut berisi tentang ajaran ketauhidan dll. Oleh karena itu, menurut
sistem keyakinan Islam, setiap orang mukallaf wajib mengimani kitab – kitab
yang yang diturunkan Tuhan kepada pada para rasul-Nya. Akan tetapi sekarang
hanya kitan al-Qur’an sajalah yang isinya masih asli.
Keimanan
dan pengetahuan tentang malaikat, nabi dan rasul, serta kitab – kitab Allah
adalah jalan penghubung kita untuk bisa beriman kepada Allah dengan sebaik –
baiknya.
DAFTAR PUSTAKA
Asy-Syafrowi, Mahmud. Mengundang Malaikat ke Rumah. Yogyakarta:
Mutiara Media. 2010.
Nawawi,
Rif’at Syauqi. Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh:Kajian Masalah Akidah dan Ibadat. Jakarta:
Paramadina. 2002.
Al-mawsu’ah lil-athfal al-muslimin (ensiklopedia untuk anak – anak
muslim). jilid 3. Grasindo: Bandung 2007.
Al-Tantawi, Ali. Definisi Umum
Tentang Aqidah Islamiyah. alih bahasa: Isnawati Ismail. Jeddah: Daar al-Manara,
2000.
Mufid, Fathul. Ilmu
Tauhid/Kalam. Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam
Negri (STAIN) Kudus. 2009.
[1] Mahmud Asy-Syafrowi, Mengundang
Malaikat ke Rumah, (Yogyakarta: Mutiara Media, 2010), hlm. 11-12
[2] Ibid, hlm. 12
[3] Rif’at
Syauqi Nawawi, Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh:Kajian Masalah Akidah dan
Ibadat, (Jakarta: Paramadina, 2002), hlm. 132
[4] Al-mawsu’ah lil-athfal al-muslimin
(ensiklopedia untuk anak – anak muslim), jilid 3, (Grasindo: Bandung, 2007), hlm. 73
[5] Ali Al-Tantawi, Definisi Umum
Tentang Aqidah Islamiyah, alih bahasa: Isnawati Ismail, (Jeddah: Daar
al-Manara, 2000), hlm. 177
[6] Fathul
Mufid, Ilmu Tauhid/Kalam, (Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negri
(STAIN) Kudus, 2009), Hlm. 44
[7] Fathul
Mufid, Ilmu Tauhid/Kalam, (Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negri
(STAIN) Kudus, 2009), Hlm. 46
[8] Fathul
Mufid, Ilmu Tauhid/Kalam, (Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negri
(STAIN) Kudus, 2009), Hlm. 43
[9] Fathul
Mufid, Ilmu Tauhid/Kalam, (Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negri
(STAIN) Kudus, 2009), Hlm. 45
[10] Rif’at
Syauqi Nawawi, Rasionalitas Tafsir Muhammad Abduh:Kajian Masalah Akidah dan
Ibadat, (Jakarta: Paramadina, 2002), hlm. 140-141
[11] Fathul
Mufid, Ilmu Tauhid/Kalam, (Kudus: Sekolah Tinggi Agama Islam Negri
(STAIN) Kudus, 2009), Hlm. 53
[12] Ibid, hlm. 53-54
Tidak ada komentar:
Posting Komentar